Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan Indonesia (Oktober 2020)

Pemulihan ekonomi global berlanjut sesuai ekspektasi

  • Pemulihan ekonomi global didukung oleh stimulus fiskal istimewa dari beberapa negara maju, terutama Amerika Serikat (AS) dan juga pemulihan ekonomi di China sebagai respons terhadap stimulus fiskal yang besar dan kurva COVID-19 yang mendatar. Hal tersebut meningkatkan investasi di industri manufaktur.

  • Peningkatan pada beberapa indikator awal pada September 2020, antara lain mobilitas masyarakat, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur dan jasa serta kepercayaan konsumen di banyak negara.

  • Pemulihan ekonomi global akan dipengaruhi oleh penurunan tingkat penularan COVID-19, peningkatan mobilitas masyarakat, dan berlanjutnya stimulus kebijakan. Hall Ini akan meningkatkan volume perdagangan dunia dan harga komoditas internasional, sejalan dengan proyeksi sebelumnya.

  • Ketidakpastian pasar keuangan global masih meningkat dikarenakan isu geopolitik, seperti pemilu AS dan negosiasi Brexit, ditambah dengan ketegangan perdagangan antara AS dan China. Hal ini menghambat aliran modal ke negara berkembang dan menahan apresiasi mata uang di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Perekonomian domestik pulih secara bertahap, didorong oleh penguatan stimulus fiskal dan ekspor

  • Perkembangan pada Bulan Agustus dan September 2020 menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah dalam perlindungan sosial dan juga UMKM lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

  • Kinerja ekspor telah melampaui proyeksi sebelumnya, seiring dengan permintaan global yang tetap kuat, terutama dari AS dan China.

  • Beberapa daerah di luar Jawa memberikan kontribusi ekspor yang lebih kuat, antara lain Sumatera, Bali-Nusa Tenggara dan Sulawesi-Maluku-Papua.

  • Dorongan fiskal dan peningkatan ekspor serta solidnya investasi bangunan pada proyek-proyek strategis nasional dapat mendukung pemulihan ekonomi di tengah melemahnya konsumsi rumah tangga.

  • Resiliensi sektor eksternal pada triwulan III tahun 2020 tetap terjaga meskipun aliran modal asing mengalami rebalancing.

  • Nilai tukar rupiah relatif terkendali, inflasi tetap rendah terhadap permintaan domestik yang lemah dan pasokan yang memadai.

  • Kondisi likuiditas masih longgar sehingga mendorong penurunan suku bunga dan mendorong pembiayaan perekonomian.

  • Stabilitas sistem keuangan terjaga dengan baik, meskipun resiko terkait penularan COVID-19 terhadap stabilitas sistem keuangan tetap perlu diwaspadai.

  • Transaksi sistem pembayaran tunai dan nontunai meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi, yang juga disertai dengan pertumbuhan ekonomi dan digitalisasi keuangan.

Bank Indonesia akan memperkuat sinergi ekspansi moneter lewat stimulus fiskal oleh pemerintah guna mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional

  • Komitmen pendanaan APBN 2020 melalui pembelian SBN di pasar perdana melalui mekanisme pasar dan private placement, sebagai bagian dari upaya percepatan program pemulihan ekonomi nasional.

  • Hingga 8 Oktober 2020, Bank Indonesia telah melakukan pembelian SBN senilai Rp60,18 triliun di pasar perdana melalui mekanisme pasar, termasuk skema lelang, greenshoe options (GSO) dan penempatan pribadi.

  • Realisasi pendanaan dan pembagian beban dana barang publik dalam APBN oleh Bank Indonesia saat ini sebesar Rp229,68 triliun.

  • Bank Indonesia juga telah merealisasikan pembagian beban kepada Pemerintah untuk mendanai UKM barang non publik sebesar 90,88 triliun.

Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.